Minggu, 05 Februari 2012

Seorang Wanita yang Luar Biasa


 
Sebuah wajah muncul dalam perjalanan saya kekota Bandung, yahh walau jarak  Jakarta – Bandung tidak terlalu jauh tapi hari ini, seakan-akan travel yang saya naiki berjalan pelan. Derasnya hujan dan gelapnya malam seakan menghalangi saya untuk bertemu sesosok wanita yang selama saya hidup saya panggil dengan sebutan “mami”.

Perasaan gelisah dan rindu yang memuncak sudah timbul sejak beberapa hari yang lalu, tapi entah kenapa ego yang tinggi ini membuat saya berat untuk memutar sebuah no yang selalu saya ingat dan simpan dalam mmori yang paling dalam, hingga akhirnya sore ini saya memutuskan untuk pulang ke kota yang membesarkan. Perjalanan yang tidak jauh tapi sangat melelahkan pikiran akhirnya berakhir dengan berhentinya kendaraan yang saya tumpangi di tempat tujuan, angin malam dan hujan rintik menemani langkah dan perasaan kelam ini, selangkah demi selangkah ayunan kaki ini semakin cepat untuk melihat seorang wanita perkasa, tegar, dan seakan tidak pernah lelah dalam hidupnya untuk selalu memberikan yang terbaik untuk keluarga, bahkan dia rela menunggu saya pulang dari main hingga larut malam, dan di setiap pagi panjatan doa selalu dia naikan untuk anak-anaknya, seorang wanita tua yang selalu tertawa dalam memberikan sebuah cerita, ada ketegasan dalam suaranya yang lembut setiap memberikan wejangan dan nasihat untuk saya, memberikan kehangatan kasih sayang pada saat saya terluka dengan sebuah pelukan dan duduk diam menunggu saya makan, seorang wanita yang memberikan sapaan riang dan penuh semangat dipagi hari yng membuat hari yang akan saya lalui menjadi indah dan luar biasa, seorang wanita yang menemani saya ketika saya sakit, menemani saya kedokter walau cuman untuk periksa gigi…

Hingga akhirnya saya sampai dirumah, segera saya berjalan menuju ruangan tempat dia beristirahat, dan melihat seorang wanita yang begitu saya kagumi, hormati terbaring ditempat tidur, kuhampiri dan kubelai tanganya keriputnya yg selalu menyediakan makanan yg lezat untuk saya, sesaat saya terdiam melihat dia lemah, tak berdaya ditempat tidur. Kupanggil namanya, “mami…mami..ini saya pulang..” sebuah erangan dan dia membuka matanya lalu memaksakan tersenyum dan berkata “kamu sudah makan..” terhenyak saya mendengar perkataan beliau, dia sela kelemahan dia masih ingat. Kupijat kakinya lalu kubuatkan sebuah obat yang biasa dia minum..sambil terus memijat kakinya tak terasa sebuah kata dalam hati terucap “aku bangga akan engkau mami” dan hanya satu permohonanku pada Tuhan jangan berikan dia kesakitan, kelemahan..aku siap apabila engkau memanggil dia kapanpun juga Tuhan, sebab aku tidak mau melihat seorang wanita yang kusayang menderita. Tanpa terasa malam terus berjalan saya duduk diam mebayangkan sejuta kenangan indah bersama dia, sebuah memori yang selalu membuat saya tersenyum dan tidak pernah hilang akan kagum kepada beliau. Hanya sebuah kata terucap.. I love u mom. saya tahu engkau memang bukan wanita sempurna, saya tahu engkau juga bukan seorang ibu yang dapat memberikan apa yang menjadi keinginan ku, tapi satu yang saya tahu engkau mencintai dan menyanyangiku dengan sangat sempurna. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar